Berikut ini saya kutip dari berbagai
sumber sebagian guyon Gusdur, yang dikenal sebagai Bapak Prulalisme,
Kiyai Nyeleneh dan terakhir ada yang memberi gelar Kiyai Ad- Dakhil ( Sang
Penakluk ). Anda Penasaran, ikuti guyon Gusdur berikut ini
1. Jarak Tuhan dengan Hamba
Yang paling jauh dengan Tuhannya adalah
a. Agama Islam, karena selalu mengucapkan ‘Allahu Akbar’ (dengan suara
kencang),
b. Agama Hindu panggil Tuhannya ‘o….mm’ (dengan suara pelan),
c. Agama Kristen memangil Tuhannya ‘Bapak dan Bunda’ (dengan suara terisak)
2.
Hasil Otopsi Dokter Bedah Terhadap Kepala Presiden RI.
a. Bung Karno hanya otak kanannya yang berkembang karenanya Bung Karno suka
dengan wanita,
b.Habibi hanya otak kirinya yang berkembang karenanya dia suka teknologi,
c. Soeharto saat dibuka kepalanya tidak ada otaknya.
d. Gus Dur saat dibuka kedua otak kanan dan kirinya berkembang, tapi tidak
pernah nyambung,” ujarnya menirukan lelucon Gus Dur. [win/bar]
3.
Siapa yang Paling Hebat?
Di atas geladak kapal perang US Army tiga pemimpin negara sedang
“berdiskusi” tentang prajurit siapa yang paling berani. Eh kebetulan di sekitar
kapal ada hiu-hiu yang sedang kelaparan lagi berenang mencari makan …
a.Bill Clinton (AS): Kalau
Anda tahu … prajurit kami adalah yang terberani di seluruh dunia … Mayor ..
sini deh … coba kamu berenang keliling ini kapal sepuluh kali.
Mayor: (walau tahu ada hiu) siap pak, demia “The Star Spangled Banner” saya
siap ,,, (akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar
hiu).
Mayor: (naik kapal dan menghadap) Selesai pak!!! Long Live America!!
Clinton: Hebat kamu, kembali ke pasukan!
b.Koizumi (PM.Jepang)
: (tak mau ketinggal, dia panggil sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar (sang
Sersan datang) … coba kamu keliling kapal ini sebanyak 50 kali … !
Sersan: (melihat ada hiu … glek … tapi) for the queen I’am ready to serve!!!
(pekik sang sersan, kemudian membuka-buka baju lalu terjun ke laut dan berenang
keliling 50 kali … dan dikejar hiu juga).
Sersan: (menghadap sang perdana menteri) GOD save the queen!!!
Koizumi: Hebat kamu … kembali ke tempat … Anda lihat Pak Clinton … Prajurit
saya lebih berani dari prajurit Anda … (tersenyum dengan hebat …)
c. Gusdur (RI):
Kopral ke sini kamu … (setelah datang …) saya perintahkan kamu untuk terjun ke
laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini sebanyak 100 kali … ok?
Kopral: Hah … Anda gila yah …! Presiden nggak punya otak … nyuruh berenang
bersama hiu … kurang ajar!!! (sang Kopral pun pergi meninggalkan sang presiden
…)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton dan Pak … Cumi Cumi …
kira-kira siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!! … Hidup Indonesia …
!!!
4.
Beda NU lama dengan NU baru
Suatu hari, di bulan Ramadhan, Gus Dur bersama seorang kyai lain (kyai
Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan presiden Soeharto untuk buka
bersama.
Setelah buka, kemudian sholat maghrib berjama’ah. Setelah minum kopi, teh
dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur.
Soeharto: “Gus Dur sampai malam di sini?”
Gus Dur: “Engga Pak! Saya harus segera pergi ke ‘tempat
lain’.”
Soeharto: “Oh iya ya ya… silaken. Tapi kyainya kan
ditinggal di sini ya?”
Gus Dur: “Oh, iya Pak! Tapi harus ada penjelasan.”
Soeharto: “Penjelasan apa?”
Gus Dur: “Sholat Tarawihnya nanti itu ‘ngikutin’ NU lama
atau NU baru?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia mendengar ada NU lama dan NU baru.
Kemudian dia bertanya.
Soeharto: “Lho NU lama dan NU baru apa bedanya?”
Gus Dur: ” Kalau NU
baru lama, Tarawih dan Witirnya
itu 23 rakaat.”
Soeharto: “Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
Soeharto: “Lha kalau NU baru?”
Gus Dur: “Diskon 60% !”
Hahahahahaha…. (Gus Dur, Soeharto, dan orang-orang yang mendengar dialog
tersebut pun tertawa.)
Gus Dur: “Ya, jadi sholat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal
11 rakaat.”
Soeharto: “Ya sudah, saya ikut NU baru aja, pinggang saya
sakit.”
5.Sopir Metromini dan Juru Dakwah
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa
kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir Metro Mini, Pak.” Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah
untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan dituntun ajudannya yang setia. “Apa kerja kamu di
dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya mantan presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu
memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur
protes.
“Pak kenapa kok saya yang mantan presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan
yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu
menjawab: “Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua
ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro
Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa ….” (mbs)
6.
Ikan Curian Gusdur Jadi Halal
Gus Dur menjadi santri di Pondok Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam
(Ponpes Salaf API) Tegalrejo, Magelang, antara 1957-1959. Gus Dur bersama
beberapa teman-temannya merancang skenario pencurian ikan di kolam milik Sang
Guru, Kiai Haji Chudlori.
Waktu itu, Gus Dur menyuruh teman-temannya untuk mencuri ikan di kolam
sementara Gus Dur mengawasi di pinggir kolam,”
Gus Dur tak ikut masuk ke kolam dengan dalih mengawasi jika sewaktu-waktu KH
Chudlori keluar dan melewati kolam. Tak lama kemudian, lanjut dia, KH Chudlori
yang setiap pukul 01.00 WIB selalu keluar rumah untuk menuaikan shalat malam di
masjid melintas di dekat kolam. Seketika itu juga, teman-teman Gus Dur yang
sedang asyik mengambil ikan langsung disuruh kabur. Sementara Gus Dur tetap
berdiri di pinggir kolam dengan memegang ikan hasil curian.
Gus Dur kepada KH Chudlori , kalau tadi ikan milik kiai telah dicuri dan Gus
Dur mengaku berhasil mengusir para pencuri itu, ikan hasil curiannya
berhasil Gus Dur selamatkan.
Atas “jerih-payah” Gus Dur itu, KH Chudlori menghadiahkan ikan tersebut
kepada Gus Dur supaya dimasak di kamar bersama teman-temannya. Akhir kata, ikan
itu akhirnya dinikmati Gus Dur bersama teman-teman bengalnya.
Jelas Gus Dur mendapat protes keras dari teman-temannya yang disuruhnya
mencuri tadi. Namun bukan Gus Dur namanya jika tak bisa berdalih, yang lebih
penting adalah hasilnya.
“Wong awakmu yo melu mangan iwake. Lagian, iwake saiki wis halal wong uwis
entuk izin seko kyai. (Kamu juga ikut makan ikannya. Lagi pula, ikan curian
tersebut sudah halal, karena telah mendapat izin dari kiai-red)
7. Dialog Presiden Dengan Tuhan
a. Ronald Reagen (AS),
” Tuhan, kapan negara kami makmur?, Tuhan jawab,” 20 tahun lagi”. Presiden AS
menangis.
b. Presiden Syarkozy ( Prancis),
” Tuhan, kapan negara Prancis makmur?, Tuhan menjawab, ” 25 tahun lagi”,
Mendengar jawaban Tuhan, Presiden Prancis menangis.
c. Tony Blair ( PM. Inggris ).
” Tuhan, kapan negara Inggeris bisa makmur”, Tuhan menjawab,” 20 tahun lagi”,
PM. Tony Blair ikut juga menangis.
d. Gusdur ( Presiden RI),”
Tuhan, kapan negara Indonesia bisa makmur?,” ternyata Tuhan tidak jawab,
gantian Tuhan yang menangis.
8.Menebak
Usia Mumi
Ini cerita Gus Dur beberapa tahun yang lalu, sewaktu jaman Orde Baru. Cerita
tentang sayembara menebak usia mumi di Giza, Mesir. Puluhan negara diundang
oleh pemerintah Mesir, untuk mengirimkan tim ahli Palaeo Antropologinya yang
terbaik.
Akan tetapi, pemerintah Indonesia lain dari yang lain, namanya juga jaman
Orde Baru yang waktu itu masih bergaya represif misalnya banyaknya penculikan
para aktivis. Makanya pemerintah mengirimkan seorang aparat yang komandan intel.
Setelah sejumlah negara maju untuk menebak usai mumi, giliran delegasi
Indonesia yang maju. Pak Komandan bertanya kepada panitia, bolehkan dia
memeriksa mumi itu di ruang tertutup. “Boleh, silahkan,” jawab panitia.
Lima belas menit kemudian, dengan tubuh berkeringan Pak Komandan Intel itu
keluar dan mengumumkan temuannya kepada tim juri.
“Usia mumi ini enam ribu dua ratus empat puluh lima tahun
enam bulan tujuh hari,” katanya dengan lancar.
Ketua dan seluruh anggota tim juri terbelalak dan saling berpandangan, heran
dan kagum jawaban itu tepat sekali.
Menjelang kembali ke Indonesia, Pak Komandan Intel dikerumuni wartawan dalam
dan luar negeri di lobby hotel. “Anda luar biasa,” kata mereka. “Bagaimana cara
Anda tahu dengan persis usia mumi itu?”
Pak Komandan dengan enteng menjawab,
“Saya gebuki, ngaku dia!”
9.Ohh
Internet
Suatu kali ada seorang Kiai Madura yang membanggakan pembangunan
pesantrennya kepada Gus Dur.
“Wah … pesantren saya sudah jadi. Lengkap, bangunannya luas bertingkat,”
katanya dengan wajah bangga.
“Kapan-kapan
Gus Dur harus ke sana. Soalnya sudah lengkap dengan eternit,”
tambahnya lagi.
“Eternit?” tanya
Gus Dur sambil berpikir setiap bangunan kan memang perlu eternit.
“Payah, mosok nggak ngerti. Itu lho
yang pakai komputer …!”
“Ohhh … internet,”
jawab Gus Dur bersama-sama beberapa orang yang hadir sambil tertawa.
10.Stek
Tumbuhan
Di ruang perpustakaan pribadinya, sedang terjadi diskusi yang serius antara
Gus Dur dengan salah seorang anaknya yang kepingin jadi anggota LKIR.
Gus Dur: “Memangnya apa yang bisa kamu sumbangkan untuk LKIR sekolahmu?”
Anak: “Sebuah penemuan dari penelitian yang saya lakukan sendiri.”
Gus Dur: “Apa itu?”
Anak: “Penggabungan (stek) tiga jenis tumbuhan yang sangat berlainan
spesiesnya. Dan ternyata berhasil.”
Gus Dur: “Apa tiga jenis tumbuhan itu …?”
Anak: “Kelapa, singkong, dan tebu.”
Gus Dur: (terdiam, sepertinya tidak percaya) “Lalu apa yang terjadi dengan
ketiga tumbuhan itu?’
Anak: “Jadi gethuk
11.Tiga
Jenis Orang NU
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah
sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam. Bahkan tak jarang sampai dini hari para
tamu ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU maupun bukan. Mereka
pun banyak dari luar kota.
Menggambarkan fanatisme orang NU, Gus Dur mengatakan, tamu-tamu itu ada tiga
tipe orang NU.
Pertama :“Kalau mereka datang dari
pukul 07.00 – 21.00 dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang
memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” kata Gus Dur.
Kedua:” mereka yang meski sudah
larut malam, sekitar pukul 21.00-01.00, masih mengetuk pintu Gus Dur dan
membicarakan NU. “Ini namanya orang gila NU,” ujarnya.
Ketiga: “ kalau ada orang NU yang
masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu
namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
12.Ho Oh
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari
Amerika Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat,
dia kemudian bertanya kepada seorang penjual rokok. “Apa betul ini Jalan Sudirman?”
“Ho oh,” jawab si
penjual rokok.
Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada
seorang Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. “Apa ini Jalan Sudirman?”
Polisi menjawab,
“Betul.”
Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada
Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama ajudannya. “Apa ini Jalan
Sudirman?”
Gus Dur menjawab
“Benar.”
Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda.
Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu tanya
tukang rokok dijawab
“Ho oh,”
lalu tanya polisi dijawab
“betul” dan
yang
terakhir dijawab Gus Dur dengan kata “benar.”
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata, “Ooh begini, kalau Anda bertanya
kepada tamatan SD maka jawabannya
adalah
ho oh, kalau
yang
bertanya kepada tamatan SMA maka
jawabannya adalah
betul. Sedangkan
kalau yang bertanya kepada
tamatan Universitas maka jawabannya
benar.“
Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya bertanya,
“Jadi Anda ini seorang sarjana?”
Dengan
spontan Gus Dur menjawab, “Ho …
oh!”
13. Made In Japan, Sangat Cepat …
Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama sahabatnya yang seorang turis Jepang mau
pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan, tiba-tiba saja ada mobil kencang
sekali menyalip taksinya. Dengan bangga Si Jepang berteriak, “Aaaah Toyota,
made in Japan. Sangat cepat…!”
Tidak lama kemudian, mobil lain menyalip taksi itu. Si Jepang teriak lagi,
“Aaaah Nissan, made ini Japan. Sangat cepat.”
Beberapa lama kemudian, taksi yang ia naiki lagi-lagi disalip mobil, dan Si
Jepang teriak lagi “Aaaah Mitsubishi. Made in Japan sangat cepat…!” Gus Dur dan
sopir taksi itu merasa kesal melihat Si Jepang ini bener-bener nasionalis.
Kemudian, sesampainya di bandara, sopir taksi bilang ke Si Jepang. “100
dolar, please…”
“100 dolars…?! Ini tidak jauh dari hotel.”
“Aaaah… Argometer made in Japan kan sangat cepat sekali,” kata Gus Dur
menyahut Si Jepang itu.
****
14. Kesatuan Ummat Beragama
Guyonan lainnya dilontarkan Gus Dur saat menghadiri “Seminar wawasan kebangsaan
Indonesia” di Batam. Di hadapan 100 pendeta dari seluruh propinsi Kepulauan
Riau, Gus Dur menjelaskan kebersamaan harus diawali dengan sikap berbaik hati
terhadap sesama.
“Oleh karena itu seluruh umat bertanggung jawab atas masa depan bangsa.
Boleh berantem satu sama lain, tapi keselamatan bangsa tetap diutamakan,” kata
Gus Dur disambut tawa peserta.
***
15.DPR Turun Pangkat
Dia juga sempat melontarkan guyonan tentang prilaku anggota Dewan Perwakilan
Rakyat. Sempat menyebut mereka sebagai anak Taman Kanak-Kanak. Gus Dur pun
berseloroh anggota DPR sudah “turun pangkat” setelah ricuh dalam sidang
paripurna pembahasan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
“DPR dulu TK, sekarang playgroup,” kata Gus Dur, ketika menjawab pertanyaan
wartawan tentang kejadian di DPR saat sidang itu.
***
16.Menyesal Bertemu Bidadari
Bahkan saat menanggapi aksi jihad yang dilakukan oleh banyak warga muslim yang
percaya kematiannya akan menjamin tempat di surga, Gus Dur malah kembali
melemparkan leluconnya.
“Gus, betulkah para pengebom itu mati syahid dan bertemu bidadari di surga?”
tanya seorang wartawan kepada Gus Dur.
Gus Dur pun menjawab, “Memangnya sudah ada yang membuktikan?”
“Tentu saja belum kan, ulama maupun teroris itu kan juga belum pernah ke
surga. Mereka itu yang jelas bukan mati syahid tapi mati sakit. Dan kalau pun
mereka masuk surga, mereka akan menyesal bertemu bidadari, karena kepalanya
masih tertinggal di dunia dan ditahan polisi,” lanjut Gus Dur cengengesan.
17.Hallo
Abdurrahman Saleh Sudah Mendarat di Airport Abdurahman Wahid
Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke Malang, dan mendarat di Bandara
Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia pada peristiwa belasan tahun silam,
ketika dia mendarat di bandara yang sama dari Jakarta, saat masih ada
penerbangan regular dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Malang.
Waktu itu Gus Dur bersama antara lain Almarhum Jaksa Agung Sukarton
Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk rombongan orang penting, mereka pun
disambut oleh pasukan Banser NU.
Ketika rombongan sudah siap berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer dari
bandara, petugas Banser melaporkan pada posko melalui handy talky.
“Halo, halo, rojer,” kata Mas Banser. “Lapor: Abdurrahman Saleh sudah mendarat
di airport Abdurrahman Wahid!”
18.
Kaum Almarhum
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam
leluhur? Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan
gigih dan sungguh-sungguh membela “ideologi”nya itu. Padahal hal tersebut
sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering
berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
“Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak
punya kepentingan lagi.” Katanya.
19.
Lupa Tanggal Lahir
Gus Dur, nama lengkapnya adalah Abdurrahma Al-Dakhil. Dia dilahirkan pada
hari Sabtu di Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Ada rahasia dalam tanggal
kelahirannya. Gus Dur ternyata tidak tahu persis tanggal berapa sebenarnya dia
dilahirkan.
Sewaktu kecil, saat dia mendaftarkan diri sebagai siswa di sebuah SD di
Jakarta, Gus Dur ditanya, ” Namamu siapa Nak?” “Abdurrahman,” jawab Gus
Dur.
“Tempat dan tanggal lahir?’ “Jombang …,” jawab Gus Dur terdiam beberapa
saat.
“Tanggal empat, bulan delapan, tahun 1940,” lanjutnya
Gus Dur agak ragu sebab dia menghitung dulu bula kelahirannya. Gus Dur hanya
hapal bulan Komariahnya, yaitu hitungan berdasarkan perputaran bulan. Dia tidak
ingat bulan Syamsiahnya atay hitungan berdasarkan perputaran matahari.
Yang Gus Dur maksud, dia lahir bulan Syakban, bulan kedelapan dalam hitungan
Komariag. Tetapi gurunya menganggap Agustus, yaitu bulan delapan dalam hitungan
Syamsiah.
Maka sejak itu dia dianggap lahir pada tanggal 4 Agustus 1940. Padahal
sebenarnya dia lahir pada 4 Syakban 1359 Hijriah atau 7 September 1940.
20.
Santri Dilarang Merokok
“Para santri dilarang keras merokok!” begitulah aturan yang berlaku di semua
pesantren, termasuk di pesantren Tambak Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus
Dur pernah nyatri. Tapi, namanya santri, kalau tidak bengal dan melanggar
aturan rasanya kurang afdhol.
Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik di pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana
pun jadi gelap gulita. Para santri ada yang tidak peduli, ada yang tidur tapi
ada juga yang terlihat jalan-jalan mencari udara segar.
Di luar sebuah rumah, ada seseorang sedang duduk-duduk santai sambail
merokok. Seorang santri yang kebetulan melintas di dekatnya terkejut melihat
ada nyala rokok di tengah kegelapan itu.
“Nyedot, Kang?” sapa si santri sambil menghampiri “senior”-nya yang sedang
asyik merokok itu. Langsung saja orang itu memberikan rokok yang sedang
dihisapnya kepada sang “yunior”. Saat dihisap, bara rokok itu membesar,
sehingga si santri mengenali wajah orang tadi.
Saking takutnya, santri itu langsung lari tunggang langgang sambil membawa
rokok pinjamannya. “Hai, rokokku jangan dibawa!” teriak Kiai Fatta.
21. Kuli dan Kyai
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah
Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut
barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu
terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil
berucap: Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: “Lho kenapa
Anda berkerumun di sini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti
kyai.”
22. Sate Babi
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm … babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate
babi!
23. Tak Punya Latar Belakang Presiden
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid memang unik. Dalam situasi genting dan
sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.
Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat diinterview
salah satu televisi swasta. “Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya
sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak memiliki latar belakang
soal TNI/Polri atau pertahanan,” ujar Mahfud.
Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. “Pak Mahfud
harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar belakang
presiden kok,” ujar Gus Dur santai.
Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik. “Gus Dur memang aneh. Kalau nggak
aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan,” kelakar Mahfud.
24.Obrolan Presiden
Saking sudah bosannya keliling dunia, Gus Dur mencari suasana baru. Saat itu
dia mengundang Presiden Amerika Serikat dan Perancis terbang bersama Gus Dur
keliling dunia dengan pesawat kepresidenan RI 1. Boleh dong, memangnya hanya AS
dan Prancis saja yang punya pesawat kepresidenan.
Seperti biasa, setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi
kebanggaan negerinya.
Betul dugaan Gus Dur, tidak lama Presiden Amerika, saat itu, Bill Clinton,
mengeluarkan tangannya ke luar pesawat. Sesaat kemudian dia berkata, “Wah kita
sedang berada di atas New York.”
“Lho kok bisa tau?” tanya Gus Dur.
“Ini patung Liberty saya pegang.”
Presiden Prancis Jacques Chirac tak mau kalah. Dia ikut mengulurkan
tangannya ke luar pesawat. “Kita sedang berada di atas Paris,” katanya.
“Wah… kok bisa tau juga?” kata Gus Dur.
“Itu… menara Eiffelnya, saya bisa sentuh.”
Gus Dur panas mendengar kesombongan Clinton dan Chirac. Kali ini giliran Gus
Dur yang menjulurkan tangannya.
“Wah… kita sedang berada di atas Tanah Abang,” teriak Gus Dur.
“Lho kok bisa tau?” tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur tidak
bisa melihat.
“Ini jam tangan saya hilang,” jawab Gus Dur kalem.
***
25. Gus Dur Diplintir Media
Gus Dur, dalam satu acara peluncuran biografinya, menceritakan tentang kebiasan
salah kutip oleh media massa atas berbagai pernyataan yang pernah
dikeluarkannya.
Dia mencontohkan, ketika berkunjung ke Sumatera Utara ditanya soal
pernyataan Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew tentang gembong teroris di
Indonesia. Gus Dur mengatakan, pada saatnya nanti dia akan mengajarkan
demokratisasi di Singapura.
Namun, media massa mengutip dia akan melakukan demo di Singapura.
Walah-walah… gitu aja kok repot!
***
26. Doa Mimpi Matematika
Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup
produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema
tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra, dan tentu saja
agama.
Dia pernah mengangkat soal puisi yang ditulis oleh anak-anak di bawah usia
15 tahun yang dimuat majalah Zaman.
Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur dalam mengungkapkan
keinginannya. Enggak percaya? Gus Dur membacakan puisi yang dibuat Zul Irwan
Tuhan …
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi
***
27. Tiga Polisi Jujur
Gus Dur sering terang-terangan ketika mengkritik. Tidak terkecuali ketika
mengkritik dan menyindir polisi.
Menurut Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. “Pertama,
patung polisi. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng (mantan Kapolri
Hoegeng Imam Santoso).”
Lainnya? Gus Dur hanya tersenyum
28.Obrolan
Hari Jumat
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang kerjanya di Istana Merdeka menerima
Mohammad Sobary, peneliti dari LIPI, kolumnis dan pernah menjadi pemimpin
Kantor Berita Antara dan Djohan Effendi (Kepala Litbang Departemen Agama).
Hampir sepanjang hari Gus Dur berbincang-bincang dengan kedua sahabatnya
tersebut. Sobary sempat menjadi moderator ketika berlangsung dialog antara Gus
Dur dengan masyarakat seusai shalat Jumat di Masjid Baiturrahim (Masjid Istana
Kepresidenan).
Sobary lantas mengulang cerita Gus Dur tentang hal lucu yang terjadi di
sekitar Gus Dur selama masa istirahat. Sebelum shalat Jumat, Gus Dur dari ruang
kerjanya menelepon Menteri Agama di kantornya.
Kebetulan yang mengangkat telepon di kantor Menteri Agama adalah seorang staf
menteri.
Dialognya demikian:
Gus Dur: Hallo, saya mau bicara dengan Menteri Agama
Staf Departemen Agama: Ini siapa?
Gus Dur: Saya Abdurrahman Wahid
Staf Departemen Agama: Abdurrahman Wahid siapa?
Gus Dur: Presiden……
29.Dua Gus Adalah Musuh Orba
Di kalangan Nahdliyin, Gus adalah julukan bagi anak kiai yang mereka hormati .
Panggilan hormat itu tetap melekat, bahkan sampai si anak sudah jadi bapak atau
kakek . Begitulah, menurut Gus Dur, ada Gus Nun, Gus Mus, dan lain-lain-anpa
menyebut diri sendiri.
Lain sikap hormat kalangan Nahdliyin, lain pula pandangan pemerintah Orde
Baru. Yang terakhir ini tak suka dengan para Gus itu, terutama yang kritis
terhadap kekuasaan.
Kekritisan Gus Dur terhadap pemerintah Orde Baru mengakibatkan ia “dikucilkan.”
Gus Nun sering ngomong pedas, maka dianggap musuh pemerintah juga .
Tapi , kata Gus Dur, di acara jamuan makan malam bersama tamu-tamunya,
sebenarnya ada satu “Gus” lagi yang tidak disukai pemerintah .
Para tamu pun penasaran, dan menunggu Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud
.
“Gusmao…,” ungkap Gus Dur menyebut nama belakang Kay Rala Xanana (sekarang
Presiden Timor Leste), pemimpin Fretilin yang saat itu masih di penjara.
30.189 Gaya Bersetubuh
Ketika semua pihak berteriak musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri
ini karena tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur justru kurang sependapat.
Gus Dur berusaha mengambil contoh dari sisi pandangan Islam tentang porno
tersebut.
Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab interview dengan Jaringan Islam
Liberal, Gus Dur menyebut kitab
Raudlatul Mu’aththar sebagai korban
tentang kesalahan memandang pengertian daripada kata porno.
“Anda tahu, kita
Raudlatul Mu’aththar (Kebun Wewangian) itu
merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya tata cara bersetubuh dengan 189 gaya.”
“Kalau begitu, kitab itu cabul dong?”
***
31. Guyon dengan Fidel Castro
Nah, ini yang jadi guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden Indonesia,
saat berkunjung ke Kuba. Saat itu dia bertemu pemimpin Kuba, Fidel Castro.
Saat itu Fidel Castro mendatangi hotel tempat Gus Dur dan rombongannya
menginap selama di Kuba. Mereka pun terlibat pembicaraan hangat, menjurus
serius. Agar pembicaraan tidak terlalu membosankan, Gus Dur mengeluarkan jurus
andalannya, joke.
Gus Dur lalu bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel Castro, bahwa ada 3 orang
tahanan yang berada dalam satu sel. Para tahanan itu saling memberitahu
bagaimana mereka bisa sampai ditahan itu.
Tahanan pertama bercerita, “Saya dipenjara karena saya anti dengan Che
Guevara.” Seperti diketahui Che Guevara memimpin perjuangan kaum sosialis di
Kuba.
Tahanan kedua berkata geram, “Oh kalau saya dipenjara karena saya pengikut
Che Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat perang mulut. Tapi mendadak mereka
teringat tahanan ketiga yang belum ditanya.
“Kalau kamu kenapa sampai dipenjara di sini?” tanya mereka berdua kepada
tahanan ketiga.
Lalu tahanan ketiga itu menjawab dengan berat hati, “Karena saya Che
Guevara…”
Fidel Castro pun tertawa tergelak-gelak mendengar guyonan Gus Dur tersebut.
***
32. Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat
itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Cerita ini masuk dalam buku
Setahun bersama Gus Dur, Kenangan Menjadi
Menteri di Saat Sulit.
Ceritanya, ada tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi
ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan
yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu
tidak boleh dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tidak boleh masuk
jalan ini,” bentak polisi.
“Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong. Becak saya kan
ada yang mengemudi,” jawab si tukang becak .
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa
becak dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi
polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang
becak sambil cengengesan.
***
33. Radio Islami
Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah-marah.
“
Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk mbanting radio? (Kenapa
ngamuk-ngamuk membanting radio?)” tanya kawannya penasaran.
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram. Temannya terpaku kebingungan.
“Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji Alquran terus. Tapi di sini, isinya
lagu dangdut
tok. Radio begini kok dibilang radio Islami.”
“
Sampean (Anda) tahu itu radio Islami dari mana?”
“Lha…, itu bacaannya all-transistor. Kan pakai Al.”
34. Obrolan Hari Jumat
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang kerjanya di Istana Merdeka menerima
Mohammad Sobary, peneliti dari LIPI, kolumnis dan pernah menjadi pemimpin
Kantor Berita Antara dan Djohan Effendi (Kepala Litbang Departemen Agama).
Hampir sepanjang hari Gus Dur berbincang-bincang dengan kedua sahabatnya
tersebut. Sobary sempat menjadi moderator ketika berlangsung dialog antara Gus
Dur dengan masyarakat seusai shalat Jumat di Masjid Baiturrahim (Masjid Istana
Kepresidenan).
Sobary lantas mengulang cerita Gus Dur tentang hal lucu yang terjadi di
sekitar Gus Dur selama masa istirahat. Sebelum shalat Jumat, Gus Dur dari ruang
kerjanya menelepon Menteri Agama di kantornya.
Kebetulan yang mengangkat telepon di kantor Menteri Agama adalah seorang staf
menteri.
Dialognya demikian:
Gus Dur: Hallo, saya mau bicara dengan Menteri Agama
Staf Departemen Agama: Ini siapa?
Gus Dur: Saya Abdurrahman Wahid
Staf Departemen Agama: Abdurrahman Wahid siapa?
Gus Dur: Presiden……
35. Tiga ” Gus ” Adalah Musuh Orba
Di kalangan Nahdliyin, Gus adalah julukan bagi anak kiai yang mereka hormati .
Panggilan hormat itu tetap melekat, bahkan sampai si anak sudah jadi bapak atau
kakek . Begitulah, menurut Gus Dur, ada Gus Nun, Gus Mus, dan lain-lain-anpa
menyebut diri sendiri.
Lain sikap hormat kalangan Nahdliyin, lain pula pandangan pemerintah Orde
Baru. Yang terakhir ini tak suka dengan para Gus itu, terutama yang kritis
terhadap kekuasaan.
Kekritisan Gus Dur terhadap pemerintah Orde Baru mengakibatkan ia
“dikucilkan.” Gus Nun sering ngomong pedas, maka dianggap musuh pemerintah juga
.
Tapi , kata Gus Dur, di acara jamuan makan malam bersama tamu-tamunya,
sebenarnya ada satu “Gus” lagi yang tidak disukai
pemerintah .
Para tamu pun penasaran, dan menunggu Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud
.
“Gusmao…,” ungkap Gus Dur
menyebut nama belakang Kay Rala Xanana (sekarang Presiden Timor Leste),
pemimpin Fretilin yang saat itu masih di penjara.
36.
Dua Masalah = Gusdur Tak Bermasalah
Pertama, adalah masalah yang dapat diselesaikan. Tapi itu bukanlah
suatu masalah, karena dapat diselesaikan.
Kedua, masalah yang tidak dapat diselesaikan. “Untuk masalah yang tidak
dapat diselesaikan, jangan diambil pusing untuk dipikirkan. Kan tidak dapat
diselesaikan,”
37.Dicium Artis Cantik
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem salah satu artis
cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang pengasuh Pondok
Kajen. Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung ngesun (mencium) pipi
Gus Dur tanpa pake permisi.
Jelas beberapa di antara mereka yang hadir langsung dibikin kaget dan
bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem aja disun (dicium)
artis cantik.
Tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang di antara
mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi cuma bisa
disimpan dalam hati.
“Loh Gus, Kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?’
Dengan santai dan silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih
jawaban sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya
mbok sampeyan jangan pengin.”
38. Gus Dur Digoda Anaknya
Salah seorang anak Gus Dur dengan penuh rasa ingin tahu mengamati ayahnya yang
sedang memoleskan krim pembersih wajah yang dicurinya dari meja rias istrinya
ke seluruh bagian mukanya.
“Kenapa sih Bapak selalu mengoleskan itu di wajah?” tanya anak itu.
“Supaya bapakmu ini ganteng terus,” jawab Gus Dur.
Tak berapa lama kemudian Gus Dur mengambil kapas dan mengusap krem yang
menempel di wajahnya seperti yang sering dilakukan istrinya.
“Lho kok dihapus sih Pak? Putus asa ya…?” goda anaknya.
39.
Iri dengan Sopir Metromini
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metromini. “Apa
kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir Metromini, Pak.”
Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan
peralatan yang terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan dituntun ajudannya yang setia.
“Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya presiden dan juga juru dakwah, Pak.” Lalu malaikat itu
memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu.
Melihat itu Gus Dur protes. “Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus
juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metromini?”
Dengan tenang malaikat itu menjawab, “Begini Gus, saat Anda ceramah, Anda
membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur, sehingga melupakan Tuhan.
Sedangkan pada saat sopir Metromini mengemudi ngebut, ia membuat orang-orang
berdoa